Senin, 22 April 2013

INTERPOLASI TITIK KONTUR


ACARA 4
INTERPOLASI TITIK KONTUR
DAN MENGHITUNG KEMIRINGAN LERENG
I.              Tujuan
Setelah melakukan praktikum acara ini, diharapkan:
a.    Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang interpolasi titik kontur dan kemiringan lereng
b.    Mahasiswa dapat mengetahui cara menginterpolasi titik kontur
c.    Mahasiswa mampu menghitung nilai miringnya lereng melalui titik kontur
II.           Alat dan Bahan
a.    Peta RBI
b.    Kertas ganbar
c.    Alat tulis menulis
III.        Prosedur kerja
a)    Menyiapkan peta RBI atau peta Tematik
b)   Dengan memanfaatkan garis kontur, menginterpoasi titik kontur
c)    Menghitung nilai interpolasi titik kontur dari langkah b) diatas
d)   Dengan memanfaatkan garis kontur, memilih salah satu area kontur untuk dihitung nilai kemiringan lerengnya
e)    Menghitung nilai kemiringan lereng dengan memanfaatkan komponen peta
IV.        Kajian teori
1.        Kontur
          Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Kontur ini dapat memberikan informasi relief, baik secar relative maupun absolute. Innformasi relief secara relative ini diperlihatkan dengan mengggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis tersebut secara renggangg.
Adapun rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah:              
                                                         
Adapun sifat dari garis kontur adalah sebagai berikut :
1.      Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling berpotongan.
2.      Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai lebih jarang.
3.      Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.
4.      Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih rendah.
5.      Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
6.      Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90° dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
7.      Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutup-melingkar.
8.      Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
          Informasi relief secara absolute diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan ketinggian garis tersebut di atas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata. Interval kontur sangat bergantung kepada skala peta juga pada relief daerah permukaan (Sune Nawir, 2011: 15-16).
Kebutuhan atas peta, baik untuk pembangunan, perjalanan, kesenangan maupun aksesori sudah making meningkat seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi serta keinginan manuasia untuk menjelajah dan melakukan perjalanan dalam mencari informasi maupun menambah kekayaan informasi diluar habitat yang ditempati. Kita ketahui banyak macam peta yang ada seperti peta rupa bumi, peta tematik peta citra dan lain sebagainya yang pada intinya menyajikan  informasi perihal lokasi, penjelasan dan asosiasi atas lokasi tersebut yang meliputi hal-hal sebagai berikut: Gambaran perihal liputan lahan maupun fungsi dari liputan  lalannya yang berupa liputan tumbuhan (hutan, belukar, padang rumput dsb.), liputan unsur air (laut, danau, rawa, sungai dsb.), liputan mengenai semua yang berhubungan dengan segala sesuatu buatan manusia (kota, bangunan, jalan dsb.) serta tambahan informasi yang diperlukan untuk memperjelas penyajian peta tersebut yang berupa keterangan nama, simbol-simbol, garis ketinggian serta hal-hal yang dianggap perlu untuk di tampilkan diatas peta yang dibuat.
Informasi ketinggian ataupun kelas lereng lahan saat ini hanya dibuat berdasarkan garis kontur yang terdapat pada peta rupabumi produksi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Sebagaimana  diketahui bahwa garis kontur  yang terdapat pada peta rupa bumi produksi BAKOSURTANAL tersebut merupakan hasil interpolasi dari titik-titik ketinggian hasil pengukuran lapangan. Keterbatasan dalam penjelajahan lapangan untuk pengukuran titik ketinggian tersebut menyebabkan hasil pengukurannya juga hanya terbatas pada wilayah yang mudah untuk dijangkau saja, sedangkan wilayah  yang sulit dijangkau  akan diekstrapolasi. Hal ini menyebabkan tingkat ketelitiannya juga akan terbatas. Di tempat yang mudah dijangkau ketelitiannya akan cukup baik sementara daerah yang sulit dijangkau ketelitiannya akan rendah. 
Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur pada peta, maka dapat diketahui bentuk ketinggian permukaan tanah, yang selanjutnya dengan bantuan pengetahuan lainnya bisa diinterpretasikan pula informasi tentang bumi lainnya.
Dari uraian di atas maka menurut saya Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu; mis. Setiap 10 m atau yang lainnya.
2.      Interopasi Titik Kontur
Kemiringan lereng
Lereng adalah kenampakan permukaan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akann diperoleh besarnya kelerengan (clope).
          Bentuk lereng tergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. Lereng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relief, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap penilaian suatu bidang kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan secara fisik, kimia dan biologi sehingga akan membahayakan hidroloi produksi pertanian dan pemukiman.
Dalam mengukur kemiringan lereng dapat dilakukan dengan cara:
-          Metode blog (1972)
-          Metode wentworth
-          Metode lingkaran
-          Mengggunakan kompas geologi
Kelas kemiringan lereng antara lain:
-          Kelas I = < 80%
-          Kelas II = 8 – 15%
-          Kelas III = > 15 – 25%
-          Kelas IV = > 25 – 45%
-          Kelas V = > 45%
(Sune Nawir, 2011: 16-17)

V.    Hasil dan Pembahasan
5,1  Hasil
5,2  Pembahasan
Pada praktikum acara IV ini, dibahas mengenai bagaimana cara pembuatan profil permukaan bumi menggunakan peta RBI untuk mengetahui bentuk topografi pada peta RBI tersebut. Sebelum membuat profil peta, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1.      Menyiapkan peta RBI atau peta Tematik
Langkah awal yang kami lakukan sebagai praktikan yaitu terlebih dahulu menyiapkan peta RBI atau peta tematik yang akan di amati, pada langkah ini kami mengamati peta daerah Kecamatan Limboto, kabupaten Gorontalo untuk melakukan interpolasi titik kontur.
2.      Menginterpolasi titik kontur dan menentukan interval kontur
Dengan memanfaatkan garis kontur, pada tahap ini kami melakukan interpolasi titik kontur. Pada interpolasi titik kontur ini kami interpolasi titik konturnya adalah ketinggian 500 cm. sehingga kontur yang kami dapatkan memiliki interval masing-masing 25 cm dengan skala 1: 50.000 dari ketinggian 500 cm sampai ketinggian 300cm yang mana kontur ini memiliki lima garis kontur.
Untuk menghitung interval kontur (Ci) dapat menggunakan rumus Ci = 1 / 2000 x Penyebut skala (Ps). Sehingga dapat di ketahui interval kontur ini dengan memasukan rumus tersebut terhadap data yang di peroleh dari peta RBI tersebut yaitu daerah Kecamatan Limboto yang berskala 1: 50.000 adalah 25 cm.
Nilai jarak A ke B adalah 2,5 cm, jarak A ke C adalah 1,1 cm, jarak C ke B 1,4 cm. Sesuai dengan hasil perhitungan dan pengukuran diketahui interval kontur adalah 25 cm. Sedangkan ttik ketinggian terbesar pada kontur adalah 500 cm dan yang terendah adalah 300 c m. dalam menghitung jarak kami menggunakan rumus interpolasi yaitu jarak C ke B / jarak A ke B x Ci, setelah diperhitungkan mendapatkan hasil 15 cm.
 Untuk menghitung nilai C kami menggunakan rumus C= B + i, dimana B adalah titik terendah dari kontur dan i adalah interpolasi. Jadi 300 + 15 dan mendapatkan hasil 315 Mdpl.
3.      Menghitung kemiringan lereng
Dalam menghitung kemiringan lereng kami melakukan beberapa tahap, yaitu:
a.       Menentukan jarak di peta A ke B, dimana jarak di peta A ke B sudah diketahui yaitu 2,5 cm.
b.      Menentukan penyebut skala, dimana skala peta yang kami amati adalah 1 : 50,000 dan penyebutnya adalah 50,000. Dalam perhitungan ini kami menggunakan rumus L = PxS, dimana P adalah jarak di peta dan S adalah skala. Jadi 2,5 x 50,000. Jadi hasil yang kami dapatkan adalah 125,000 cm atau 1,250 Mdpl.
c.       Menentukan beda tinggi A ke B. Dalam perhitungan ini kami menggunakan rumus yaitu tinggi kontur dikurangi rendah kontur atau A – B. Jadi 500 – 300 = 200 Mdpl.
d.      Menghitung kemiringan lereng, dalam perhitungan ini kami menggunakan rumus beda tinggi / jarak lapangan x 100%. Jadi 200/ 1,250 x 100% dan hasilnya 16% dan termasuk peda kelas interval yang ke III.
Pada praktikum kali ini kami mendapatkan banyak kesulitan dalam mengilah hasil, karena dalam praktikum kali ini kami hanya menghitung peta kontur dan dalam menghitung kami sangat teliti karena, apabila terjadi kesalahan dalam menggunakan rumus atau menentukan hasil dari awal, hasil akhirnya pasti salah. Maka dari itu kami sangat teliti dalam mengolah hasil.





















 VI.            Kesimpulan dan saran
6.1  Kesimpulan
Dari pembahasan dan hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan bahawa, semakin besar nilai suatu titik kontur antara satu sama lain, maka akan semakin besar pula interval atau interpolasi kontur suatu tempat tersebut. Dengan mengetahui nilai suatu tempat dari tempat A – B maka akan di ketahui pula beda tinggi antara kedua tempat tersebut.
6.2  Saran
Dalam menentukan titik interpolasi kontur dan kemiringan lereng, seharusnya di ketahui terlebih dahulu nilai interpolasi dari kontur tersebut, sehingga kemiringan dari suatu lereng tersebut dapat di tentukan, dan beda tinggi antara tempat yang di hitung dapat dengan mudah di ketahui.

















Daftar pustaka
Ormeling, Farjan dan Kraak, Menno-Jan. 2002. Kartografi Visualisasi Data Geospasial Edisi Kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Di akses tanggal 8 november 2012
Sune, Nawir. 2011. Modul Praktikum Kartografi. Gorontalo. UNG

1 komentar:

  1. kita juga punya nih artikel mengenai 'Interpolasi', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3260/1/Kommit2004_kecerdasan_004.pdf
    trimakasih
    semoga bermanfaat

    BalasHapus